Laman

Kamis, 28 Juli 2011

Teori-teori Sel

Teori-Teori Sel Menurut Para Ahli 1. Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) ; penemu mikroskop untuk melihat sel. Ilmuwan Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Lihat Gambar 1.2. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air, yang kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup. Gambar 1.2 Mikroskop Leeuwenhoek 2. Robert Hooke (1665) ; sel berarti bilik kecil. Robert Hooke adalah orang pertama yang menemukan mikroskop. Dia melakuakan pengamatan pada sayatan gabus. Hasil pengamatannya menunjukkan terdapat bilik-bilik (rongga kecil) yang kemudian disebut sel. Didalam sayatan gabus tersebut tidak terdapat inti sel, jadi merupakan sel mati. 3. Robert Brown (1831) ; gerakan isi sel tidak teratur / zig zag. Dia melakukan pengamatan pada sel dan hasilnya di dalam sel tedapat cairan yang kemudian disebut protoplasma (cairan kehidupan). Protoplasma dibedakan menjadi dua macam, yaitu: • Nukleoplasma ialah protoplasma di dalam inti • Sitoplasma ialah protoplasma di luar inti 4. Felix Dujardin (1835) ; isi sel berupa cairan. Beranggapan bahwa bagian terpenting sel adalah cairan sel yang sekarang disebut protoplasma. 5. Johannes Purknjee (1787–1869) ; cairan sel disebut protoplasma. Orang pertama yang mengajukan istilah protoplasma untuk menamai bahan embrional sel telur. 6. Theodor Schwann & Matthias Jakob Schleiden (1804–1882) ; sel merupakan kesatuan struktural Makhluk Hidup. Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor Schwan (1810–1882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan Jerman, mengadakan pengamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan Theodor Schwan melakukan pengamatan terhadap sel hewan. Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai berikut. 1) Tiap makhluk hidup terdiri dari sel. 2) Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup. 3) Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang tersusun lebih dari satu sel disebut organisme bersel banyak. 7. Max Schultze (1825 – 1974) ; sel merupakan kesatuan fungsional. Max Schultze menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan. 8. Hanstein (1880) ; Teori Histogen Teori Histogen klasik yang diutarakan Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa ada sejenis stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkat–seperti pada kata “strata sosial“) pada ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan adanya bagian pusat tanaman yang diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan yang konstan (kamsud gw, kalo misalnya lapisan X setebal 1 mm, maka lapisan X itu akan dan hanya akan setebal itu di seluruh bagian meristem apikal). Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang saling bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang. Beberapa tahun kemudian, interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan sudah tidak digunakan lagi, tapi konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang bertingkat pada ujung batang tetap digunakan. Berikut ringkasan teori histogennya Hanstein: Meristem primer terdiri dari 3 lapisan sel pembentuk jaringan, yaitu 1) Dermatogen (pembentukan epidermis), 2) Periblem (pembentukan korteks), dan 3) Plerom (pembentukan silinder pusat). 9. Rudolph Virchow (1821–1902) ; sel sebagai kesatuan reproduksi. “Pertambahan jumlah sel berasal dari sel yang sudah ada (omnis cellulae cellula)”. 10. Eduard Strasburger & Walter Fleminggo ; sel sebagai unit reproduksi makhluk hidup. 11. Ernst Ruska (1931) ; penemu mikroskop TEM sehingga dapat mlihat sel lebih jelas. Pengetahuan lebih mendetail tentang sel terungkap setelah Ernst Ruska membuat transmission electron microscope (TEM) pertama kali di University of Berlin pada tahun 1931. Kemudian pada tahun 1935, beliau membuat EM dengan resolusi dua kali lipat dibandingkan mikroskop cahaya. 12. Watson dan Crick (1953) ; materi genetik diturunkan oleh sel kepada keturunannya. Pengetahuan tentang material genetik yang diturunkan dari sel induk ke sel keturunannya diketahui setelah Watson dan Crick pada tahun 1953 mengumumkan penemuannya tentang struktur double-helix DNA. 13. Lynn Margulis (1981) ; terdapat simbiosis di dalam evolusi sel. Lynn Margulis mempublikasikan penemuannya tentang Symbiosis in Cell Evolution yang disebut sebagai teori endosimbiotik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar